Toriolo.com – “Tak ada yang abadi di dunia ini”, “segala sesuatunya ada masa nya”, mungkin kedua kalimat diatas sudah sering anda dengarkan untuk menggambarkan ketidak abadian hidup.
Dan tahukah anda,ternyata ketidak abadian tidak hanya berlaku pada kehidupan. Ketidak abadian juga berlaku pada kehidupan jajanan. Banyak jajanan yang dahulu pernah sangat populer namun kini hilang entah kemana.
Kalau anda merasa generasi 90-an tentu akan sangat mengingat dengan cemilan atau jajanan tradisional yang pernah menjadi hits di tahun 90-an. masih ingat nggak apa-apa aja?
Berikut beberapa jajanan yang pernah mencapai puncak karir namun kini semakin meredup seiring berjalannya waktu.
1.Buroncong
Buroncong adalah salah satu kudapan khas Makassar yang Sangat hits di tahun 90-an.
sensasi manis,Gurih, dan renyahnya Menjadikan kudapan ini sangat digemari masyarakat saat itu, mulai anak hingga orang dewasa.
Adonan Buroncong terbuat dari campuran terigu, gula, garam, soda kue, santan, serta kelapa parut yang belum terlalu tua.
Adonan tersebut lalu dituangkan ke dalam cetakan khusus kemudian dibakar diatas tungku kayu. Sadaaaap!
Dahulu buroncong dijajakkan dengan menggunakan sepeda tiga roda yang telah dimodifikasi sehingga dapat menampung adonan serta tungku pembakaran.
Setiap pembeli akan mendapatkan buroncong segar Dan hangat, sebab pembakaran selalu dilakukan On The Spot saat pembeli memesan Buroncong.
Para penjual buroncong biasanya berkeliling kompleks untuk menjajakan jajanan mereka atau dengan mendatangi Pusat keramaian seperti sekolah pasar bahkan hingga ke Pusat tongkrongan masyarakat seperti lapangan bola, dll.
Seiring berjalannya waktu Buroncong sebagai kudapan khas masyarakat makassar mulai tersingkirkan oleh kudapan kudapan modern lainnya.
Semakin hari penjual yang menjajakan buroncong semakin berkurang bahkan saat ini sangat sulit untuk menemukan buroncong keliling.
Hal ini pun menjadikan para penggemar buroncong menjadi sangat rindu pada kudapan ini.
Tapi tenang bagi Anda yang merindukan Buroncong, Anda masih dapat mendapatkan buroncong di Kota Makassar dengan rasa Yang masih asli.
menurut informasi yang beredar buroncong dapat ditemukan di Jalan Ratulangi samping Toko Agung, namanya Buroncong Daeng buang.
Konon kabarnya Daeng Buang telah berjualan di tempat tersebut sejak 10 tahun yang lalu.
Harganya pun masih tetap terjangkau meskipun telah jauh berbeda dengan harga tahun 90-an dulu (bensin naik om :D).
Daeng Buang menjajakan buroncong sejak jam 09.00 pagi hingga sore hari jadi buat kamu yang kangen dengan keroncong langsung aja ke sana Semoga dia masih ada di sana ya.
2.Bassang
Tak jauh berbeda dengan buroncong makanan yang satu ini juga semakin punah ditelan zaman.
Dahulu bassang adalah salah satu menu sarapan favorit warga Makassar, oleh karenanya para penjual bassang biasanya mulai berpadu suara sejak pagi hari.
Namun saat ini Tidak ada lagi suara penjual bassang di pagi hari. Sebab telah Terganti dengan menu menu sarapan modern jaman now.
Padahal, dari sisi komposisi kandungan gizi yang terdapat dalam semangkuk bubur bassang tidak kalah dengan kandungan gizi yang ada pada menu sarapan modern.
Bahan utamanya adalah jagung ketan/pulut kaya akan karbohidrat yang dapat mencukupi kebutuhan energi untuk beraktivitas sehari-hari.
Meski telah jarang terdengar di pagi hari, Bassang tidak sepenuhnya punah di Kota Makassar.
Konon kabarnya, Anda masih dapat menemukan penjual bubur ketan manis ini di beberapa tempat di Kota Makassar salah satunya ada di sekitar Jalan Toddopuli.
3. Es Poteng
Mendengar suara lonceng yang berbunyi berulang-ulang kali pertanda penjual es potong semakin dekat. Begitulah ilustrasi kejayaan es Poteng di zamannya.
Dahulu, tidak sulit mengenali para penjual Es Poteng. Sebab para penjual Es Poteng mengidentikkan diri dengan suara lonceng dan sesekali suara penjualnya yang berteriak “poteng poteng!!”.
Mungkin sebagian besar yang mereka lahir belakangan belum pernah merasakan nikmatnya sekoteng di siang hari.
Namun Tahukah Anda Es Poteng adalah salah satu jajanan favorit penghilang dahaga dan lapar di era 90-an.
Bahan utamanya adalah singkong fermentasi atau yang umumnya dikenal dengan tape ubi.
Es Poteng adalah kombinasi dari Rasa asam manis tape yang diperkuat dengan rasa manis dari sirup legendaris dari Kota Makassar “sirup dht” dan selanjutnya diberi serutan es balok sebagai pemberi sensasi kesegaran.
Oleh karenanya tidak salah jika Es Poteng merupakan jajanan favorit di era 90-an sebagai jajanan penghilang dahaga di siang hari.
Sayangnya, munculnya berbagai macam jajanan segar di pasaran menjadikan Es Poteng mulai tersingkirkan.
Hingga saat ini penulis belum mendapatkan informasi pasti mengenai kios-kios yang menyediakan Es Poteng sebagai salah satu menu dessert di daftar menunya(kalau ada yang tau silahkan tulis di comment ya).
Namun anda tak perlu kecewa sebab penjual es Poteng tidak sepenuhnya punah jika Anda beruntung sekali penjual es poteng akan berlalu di depan rumah anda. So just be ready.
4.Es Tongtong
Es yang dijajakan keliling yang sesekali dikejar jika Penjualnya tidak mendengar panggilan kita. Ya, itulah es tong-tong.
Yang satu ini sangat identik dengan anak-anak di era 90-an. Nama es tontong sendiri berasal dari bunyi Gong kecil yang biasa dibunyikan oleh penjual es ini yang berbunyi “tong! tong! tong!”
Berbeda dengan es Unyil atau es krim modern saat ini, es Tontong dibuat secara tradisional tanpa menggunakan mesin pembuat es krim.
Meskipun demikian es ini tetap memiliki rasa yang khas yang akan selalu mengingatkan anda pada masa kecil Anda.
Meski saat ini sangat jarang ditemukan namun sesekali para penjual es tong-tong biasanya mangkal di sekitar sekolah sekolah dasar sebab sini pada dasarnya memang sangat digemari oleh anak-anak.
5. Lopis
Tak jauh beda dengan nasib Bassang dan Buroncong para penjual Lopis pun tak tahu Entah Kemana mereka sekarang.
Sedikit saja menyinggung tentang lopis, teman disampingku sontak berkata “ deh enakki itu, dimanami sekarang orang jual.,?”
Tak bisa dipungkiri memang Lopis memiliki rasa khas.bahannya terbuat dari beras ketan yang dibungkus daun pisang lalu dimasak.
setelah masak ketan masak tersebut ditaburi kelapa parut lalu disiram dengan saus gula merah.
Meskipun bukan penganan khas dari Makassar namun lopis pernah hits di tengah-tengah Makassar khususnya pada tahun 90-an.
Saat ini sangat sulit untuk menemukan jajan Lupis di kota Makassar. Lopis oh Lupis Dimanakah kamu berada…?!.
6.Putu Menangis
Ada yang bertanya jualan apaan yang nangis dulu baru ada yang beli?. Dan jawabannya adalah “Putu menangis”.
Putu menangis adalah kudapan dikala santai yang sangat hits di tahun 90-an.
Rasanya yang gurih dan manis yang sangat cocok untuk dinikmati saat bersantai bersama keluarga
Kudapan ini memiliki ciri khas tersendiri yaitu dimasak dalam selongsongan bambu.
Di masaknya Pun tidak menggunakan api melainkan menggunakan uap panas yang keluar dari lubang kecil dari dalam tungku.
Uap yang keluar melalui lubang kecil tersebutlah yang mengeluarkan suara unik seperti suara tangisan. Oleh karenanya Putu ini disebut Putu menangis.
Putu Menangis terbuat dari bahan dasar beras dan gula merah yang dibuat dalam bentuk serbuk, kemudian dipanaskan sehingga menyatu dan memberikan rasa manis dan gurih.
Dahulu suara Putu menangis selalu terdengar setiap saat tak memandang pagi, siang, ataupun malam, selalu saja ada suara Putu menangis yang menunjukkan keberadaannya sangat dekat.
Namun saat ini makin hari makin jarang lagi terdengar suara hukuman lagi yang biasanya jadi bagian dari kerja harian kita.
7.es Batu Lembek
Setiap orang pasti telah mengetahui yang namanya es batu tapi namun Pernahkah Anda mendengar istilah es batu lembek.
Mungkin terdengar aneh tapi tidak bagi mereka di tahun 90-an. Es batu lembek sejatinya adalah es batu yang belum sepenuhnya membeku sehingga masih menyisakan air dingin yang dapat segera diminum.
Es Batu lembek akan menjadi solusi penghilang dahaga saat lelah bermain atau berolahraga di sore hari.
Selain disebut Es Batu Lembek, air minum kemasan ini juga biasa disebut aqua sachet. hahaha.
Itulah beberapa jajanan khas 90an yang hampir punah ditelan zaman. Masih banyak sebenarnya, tapi… itumo dulu. 😀