Cerita kerajaan samudra pasai, Pelopor Penyebaran Agama Islam Nusantara

Kerajaan Samudra Pasai – Tidak dapat dipungkiri, perkembangan agama Islam di Indonesia tidak lepas dari peran kerajaan-kerajaan Islam yang pernah berjaya di Nusantara. Kerajaan-kerajaan ini berperan dalam proses penyebarannya khususnya dalam melindungi para ulama-ulama yang menyebarkan agama Islam di Wilayah kekuasaannya.

Salah satunya yang paling berperan ialah kerajaan Islam pertama yaitu Samudra Pasai. Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan Islam Tertua di Indonesia yang menjadi salah satu pelopor utama penyebaran agama Islam di Nusantara.

Sejarah Kerajaan Samudra Pasai

kerajaan samudra pasai
serbasejarah.blogspot.co.id

Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan yang berdiri sekitar abad ke-13 beberapa saat setelah kehancuran kerajaan Sriwijaya.

Kerajaan ini adalah gabungan dari dua kerajaan yaitu kerajaan Pase dan Kerajaan Peurlak.

Kerajaan Samudra Pasai didirikan oleh Mara Silu yang setelah memeluk agama Islam merubah namanya menjadi Sultan Malik As-Saleh yang memimpin Samudra Pasai selama 29 tahun.

Setelah pemerintahan Sultan Malik as-Saleh, kepemimpinan Samudra Pasai dilanjutkan oleh putranya hasil dari perkawinannya dengan putri dari kerajaan Perlak yaitu Sultan Muhammad Malik az-Zahir.

Kejayaan Kerajaan Samudra Pasai

Di masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik az-Zahir, kerajaan Samudra Pasai mengalami perkembangan yang cukup pesat khususnya dalam bidang perdagangan.

Salah satu bukti kemajuan kerajaan ini adalah penggunaan koin emas sebagai mata uang yang digunakan sebagai alat tukar dalam jual beli.

Seiring berjalannya waktu, kerajaan ini semakin berkembang yang akhirnya menjadi salah satu pusat perdagangan di Nusantara yang banyak di singgahi oleh pedagang-pedagang dari luar negeri seperti Arab dan India.

lambang kerajaan samudra pasai
myrepro.wordpress.com

Banyaknya pedagang-pedagang yang datang dari Arab menjadikan Samudra Pasai tidak hanya sebagai pusat perdagangan melainkan juga menjadi tempat pengembangan dakwah Agama Islam yang dibawah oleh pedagang-pedagang Arab.

Pada tahun 1326, Sultan Mahmud Malik az-Zahir meninggal dunia. Kepemimpinan kerajaan Pasai kemudian di turunkan kepada anaknya Sultan Mahmud Malik az-Zahra yang memimpin kerajaan hingga tahun 1345 M.

Dalam masa kepemimpinannya, Ia mendapatkan kunjungan dari Ibnu Batuttah seorang sejarawan dari Maroko.

Dari sekian banyak bukti sejarah yang mencatat keberadaan kerajaan ini, Catatan dari Ibnu Battuta adalah yang paling kuat menggambarkan kerajaan ini.

Ibnu Batuttah adalah seorang sejarawan berkebangsaan Maroko yang pernah singgah di kerajaan Samudra Pasai dalam perjalanannya le Cina pada tahun 1345-1346.

Dalam catatannya ia menyebut “Sumutrah” yang merupakan ejaan untuk kata samudera yang kemudian berubah menjadi Sumatra.

Ibnu Batuttah mencatat, ketika ia singgah di kota Pasai, ia di jemput oleh seorang laksamana muda dari kerajaan Samudra Pasai yang bernama laksaman Bohruz.

Laksamana tersebut kemudian menginformasikan kerajaan tentang kedatangan Ibnu Batuttah.

Setelah menerima informasi, pihak istana kemudian mengadakan jamuan dengan mengundang Ibnu Batutta untuk bertemu dengan Sultan Mahmud yang merupakan Cucu dari Malik as-Saleh.

Setelah menghampiri kerajaan Samudra Pasai, Ibnu Batuttah kemudian melanjutkan perjanannya ke negeri Cina.

Catatan Ibnu Batuttah Mengenai Kerajaan Samudra Pasai

ibnu batutah di kerajaan samudra pasai
fiqhmenjawab.blogspot.co.id

Dalam catatannya, Ibnu Batuttah menceritakan bahwa sultan di negeri Sumutrah memberikan sambutan yang penuh dengan keramahan, dan penduduknya menganut mazhab Syafi’i.

Ibnu Batuttah menjelaskan bahwa kerajaan Samudra Pasai tidak menggunakan benteng pertahanan yang terbuat dari batu, melainkan menggunakan kayu untuk memagari seluruh kota yang berjarak beberapa kilometer dari pelabuhan.

Didalam kerajaan ini terdapat mesjid dan pasar serta di aliri oleh sungai air tawar yang bermuara ke laut. Meskipun muaranya besar namun ombaknya yang bergelora dapat mengakibatkan kapal terbalik.

Di dalam sistem pemerintahan kerajaan terdapat istilah menteri, syahbandar dan kadi. Selain itu, keturunan sultan baik lelaki maupun wanita diberi gelar Tun, demikian juga beberapa petinggi dari kerajaan.

Kesultanan Samudra Pasai memiliki beberapa kerajaan yang berada dibawah otoritasnya dengan penguasanya juga bergelar sultan.

Kondisi Sosial Ekonomi Kerajaan

Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan yang menggunakan perdagangan sebagai kekuatan utamanya, dimana lada sebagai komoditas dagang utamanya.

Catatan Ma Huan menuliskan setiap 100 kati lada dijual dengan 1 tahil perak emas. Dalam perdagangannya, kerajaan Samudra Pasai sendiri mengeluarkan mata uang sendiri berupa koin emas sebagai alat utama transaksi didalam masyarakat.

Koin emas yang digunakan sebagai alat tukar disebut dengan Deureuham atau dirham yang terbuat dari 70% emas murni seberat 0.60 gram dengan diameter 10 mm, dengan tingkat kualitas sebesar 17 karat.mata uang kerajaan samudra pasai

Masyarakat Pasai Umumnya umumnya berprofesi sebagai petani dengan menanam padi di ladang yang dipanen dua kali dalam setahun. Selain bertani, sebagian juga masyarakat juga beternak sapi perah yang menghasilkan keju.

Rumah penduduk masyarakat kerajaan berdiri setinggi 2.5 yang di sekat menjadi beberapa bilik, dengan lantai yang dibuat dari bilah batang kelapa atau pinang yang tersusun rapi yang diatasnya di hamparkan tikar yang terbuat dari rotan atau pandan.

Gejolak Kerajaan Samudra Pasai

Pada masa pemerintahah Sultan Ahmad Malik az-Zahir yang merupakan putera dari Sultan Mahmud Malik az-Zahir, kerajaan Samudra Pasai mendapatkan serangan dari pasukan kerajaan Majapahit sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1345 dan 1350.

Serangan tersebut menyebabkan Sultan kerajaan Samudra Pasai saat itu harus pergi meninggalkan ibu kota kerajaan. Hal tersebut menjadikan kondisi kerajaan saat itu menjadi sangat lemah.

Kejayaan kerajaan Pasai kembali direbut saat kerajaan dipimpin oleh sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir sekitar tahun 1383 dan memerintah hingga tahun 1405.

Cerita Runtuhnya Kerajaan Samudra Pasai

Memasuki masa-masa akhir kerajaan Samudra Pasai, didalam kerajaan terjadi beberapa pertikaian yang menyebabkan meletusnya perang saudara.

Karena besarnya perang saudara yang terjadi pada saat itu, mengakibatkan Sultan Pasai meminta bantuan kepada kerajaan malaka untuk meredamnya.

Namun kondisi kerajaan yang semakin melemah menyebabkan kerajaan ini akhirnya runtuh ditangan para penjajah dari Portugis pada tahun 1521 yang sebelumnya telah menundukkan kerajaan Malaka.
Dan pada tahun 1524 wilayah kerajaan menjadi bagian dari teritorial kesultanan Aceh.

Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai 

Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai Cakra Donya

Cakra Donya adalah peninggalan kerajaan Samudra Pasai berupa lonceng yang bentuknya seperti stupa yang dibuat di negeri Cina pada tahun 1409 M

Lonceng tersebut memiliki diameter 75 cm dengan tinggi 125 cm. Pada bagian lonceng terdapat simbol-simbol yang merupakan kombinasi antara tulisan Cina dan Arab yang menghiasi lonceng.

Makam Sultan Malik Al-Saleh

makam raja samudra pasai
gifarigraphy.blogspot.co.id

Makam Sultan Malik Al-Saleh adalah situs peninggalan kerajaan Samudra Pasai yang terletak di desa Beuringin yang letaknya sekitar 17 km dari kota Lhoksumawe.

Makam Sultan Mahmud Malik Al-Zahir

Sultan Mahmud Malik Al-Zahir adalah putera dari sultan Malik yang menjadi pemimpin kerajaan Samudra Pasai pada tahun 1287 hingga 1326 M. Letak peninggalan kerajaan Samudra Pasai yang satu ini, terletak di sebelah makan ayahnya yaitu Sultan Malik Al-Saleh.

Makam Teungku Sidi Abdullah Tajul Nillah

Makan ini adalah makan dari dinasiti Abbasyiah yang merupakan cicit dari Khalifah Al-Munatsir.

Teungku Sidi adalah seorang pejabat Samudra Pasai saat itu yang memegang jabatan sebagai Mentri Keuangan.

makam ini terletak di Gampong Kuta Kreung dengan bentuk batu nisannya dihiasi menggunakan tulisan kaligarafi arab.

Makan Teungku Peuet Ploh Peuet

Makam ini adalah PeninggalaN kerajaan Samudra Pasai berupa kompleks pekuburan yang berisi makam dari 44 orang ulama yang saat itu mengeluarkan fatwa haram kepada raja yang menikahi putri kandungnya sendiri.

Kompleks pemakaman ini terletak di Gampong Beuringen, kec. Samudra. Pada nisaN kuburan tersebut tertulis kaligrafi Surah Ali Imran, ayat 18.

Makam Ratu Al-Aqla

makam Ratu Al-Aqla adalah peninggalan kerajaan Samudra pasai yang terletak di Gampong Meunje Tujoh kec. Matangkuli.

Makam ini adalah makan seorang puteri Sultan Muhammad Malikul Dhahir. Pada batu nisan makam ini terdapat tulisan yang berbahasa Kawi dan bahasa Arab.

Stempel Kerajaan Samudra pasai

stempel kerajaan samudra pasai
teethadiw.wordpress.com

Peninggalan kerajaan Samudra Pasai selanjutnya adalah sebuah stempel kerajaan yang diduga dipakai pada zaman pemerintahan Sultan Muhammad Malikul Zahir. Stempel ini ditemukan di desa Kuta Kreung, Kec. Samudra – Aceh Utara.

Peninggalan Kerajaan Samudra pasai yang Terakhir Adalah Naskah Surat Sultan Zainal Abidin

Peninggalan kerajaan Samudra Pasai yang terakhir adalah sura tulisan Sultan Zainal Abidin yang ditujukan kepada Kapita modern.

Demikianlah pembahasan mengenai kerajaan Samudra Pasai, semoga dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi anda.

Terima kasih.

Leave a Comment